Injeh Diri’ Ampus Ka’ Landak! Ayo Kita Main Ke Landak (Land of Dayak)
Pukul setengah delapan pagi kami akhirnya mendarat di Pontianak dengan selamat. Kali ini kami bakalan menjelajahi berbagai potensi wisata di Tanah Dayak untuk memenuhi undangan dari Kabupaten Landak. Perjalanan bakalan lebih seru karena kami bakalan menjelajahi Kabupaten Landak bersama kak @ukiwardoyo yang sedari pagi telah menunggu kedatangan kami. Senang rasanya mendampingi kakak cantik ini untuk berpetualangan menjelajahi berbagai pesona luar biasa dari Tanah Dayak. Tujuan pertama kami adalah Rumah Radakng Saham.
Dari Pontianak kami menempuh perjalanan panjang selama lebih kurang 4 jam perjalanan menuju Kabupaten Landak untuk mengunjungi Rumah Radakng Saham, rumah adat Suku Dayak tertua yang sudah berusia ratusan tahun. Kedatangan kami disambut hangat oleh Bupati Kabupaten Landak, dr Karolin Margret Natasa, yang kemudian dimeriahkan dengan tarian khas Dayak Kanayan yang bernama Tarian Jubata sebagai bentuk untuk meminta keselamatan. Para penari terlihat gagah dengan mengenakan pakaian adat berwarna merah-hitam yang mempesona mata siapapun yang memandangnya. Selain itu kami juga dilempari dengan beras kuning dengan maksud agar mendapatkan keberkahan.


Tarian ternyata belum habis. Saat kami memasuki Rumah Radakng Saham, para penari mengganti formasi dan melakukan gerak baru yang lebih mempesona. Tarian Jonggan, begitu kami mengenalnya, sebagai bentuk kegembiraan dan suka cita yang luar biasa. Sungguh gerakan yang sangat indah. Cantik luar biasa.

Rumah Radakng Saham atau Rumah Panjang terletak di Dusun Saham, Desa Saham, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Rumah adat ini ternyata telah dibangun dari tahun 1875 dan masih dihuni oleh Suku Dayak secara turun-temurun hingga saat ini. Rumah Radakng Saham memiliki panjang sekitar 180 meter dengan lebar sekitar 10 meter dan tinggi lantai sekitar 7 meter dari tanah serta dihuni oleh 35 kepala keluarga.
Rumah Radakng Saham didesain tinggi bukan tanpa sebab. Pada zaman dahulu, binatang buas masih banyak berkeliaran dan satu lagi yang paling membuat bulu kuduk kami merinding adalah rumah ini dibangun sebagai bentuk pertahanan dari serangan antar-subsuku Dayak pada Zaman Ngayau, sebuah zaman dimana mencari kepala manusia sesama suku Dayak masih menjadi kebanggaan dan ketakutan luar biasa.

Usut punya usut, ternyata salah satu rahasia kenapa Rumah Radakng Saham bisa bertahan lama adalah bahan dasar bangunannya yang menggunakan Kayu Ulin atau biasa dikenal sebagai Kayu Besi yang mampu bertahan lama melawan waktu. Selain itu bentuk rumah yang memanjang ternyata dibuat secara bertahap. Saat salah satu anggota keluarga penghuni Rumah Radakng Saham menikah, maka akan dibangun bilik yang baru sehingga semakin panjang hingga seperti sekarang.


Tak jauh dari pelataran Rumah Radakng Saham terdapat sebuah tempat yang sangat sakral dan menyimpan aura spiritual yang luar biasa. Panyugu, sebuah tempat ibadah Suku Dayak yang penuh dengan nuansa yang bisa bikin bulu kuduk merinding. Sebuah tempat yang sangat bermakna serta saksi bisu sejarah bagi Suku Dayak.

Panyugu telah ada sejak tahun 1800-an, memiliki bentuk seperti rumah kayu tua tanpa dinding tinggi pada setiap sisinya. Di dalamnya terdapat sepasang patung manusia yang disebut Pantak dengan bentuk tangan seperti meminta. Terdapat pula althar, pahar atau nampan, tempayan, tangki atau kendi, dan beberapa mangkuk di atas tangki.

Perjalanan ke Kabupaten Landak memberikan kami pengalaman yang luar biasa mempesona. Ada berbagai macam pengetahuan dan pengalaman baru yang kami dapatkan di Tanah Dayak ini. Berbagai kisah, mitos, sejarah dan keindahan alam masih menanti untuk dijelajahi.
Salam pejalan!



Have a nice day!
Stay tuned for more of our adventures.
Happy travel and leave no trash!
Hai, karena kamu udah disini…
..Kami punya beberapa permintaan. Beberapa orang mungkin telah membaca ibadahmimpi.com. Seperti yang kamu ketahui, melakukan perjalanan itu membutuhkan banyak waktu, uang dan usaha untuk menghasilkan sebuah karya. Kami melakukannya karena kami percaya bahwa sudut pandang kami sangat berguna bagi dunia – karena itu mungkin saja bakal menjadi sudut pandang kamu dalam memandang dunia juga.
Jika kamu suka dengan ibadahmimpi.com, mari luangkan waktu buat mendukung blog ini untuk terus berkarya dan memberikan dampak positif kepada dunia. Bantuan kecil yang kamu berikan misalnya dengan subscribe blog ini atau memberikan bantuan apapun yang kamu mau akan sangat berarti buat kami – dan itu gak butuh waktu yang banyak. Salam semoga kita bersua dan berbagi cerita!
Support ibadahmimpi.com
Wah keren ya kostum penarinya juga, dari sini saya jadi tahu sedikit tentang daerah dayak, mulai tarian hingga rumah dengan biliknya yang amat panjang.
Haha iyaa.. Pakaian tariannya keren. Warna dan desainnya juga eye-catching.
Cewek suku dayak jg cantik2..
Luarbiasa ya masih bertahan ditengah2 zaman modern ini.
Nah bener banget. Wanita Suku Dayak emang cantik-cantik. Hihi…
What an amazing tribe
Indeed. Truly amazing
Kostum penarinya ciamik banget ya. Suku dayak memang pnya daya magis tersendiri.
Bener banget mbak. Dan juga punya pesona yang luar biasa.
Kayu Ulin memang tahan lama ya, maka nya jembatan gantung Situ Gunung memakai Kayu Ulin ini. Berarti rumah-rumah di Kabupaten Landak ini memakai Kayu Ulin semua ya selain Rumah Radakng Saham.
Kebanyakan pakai kayu ulin mbak
Jadi rumah radakng itu seperti kampung melayang begitu? Panjangnya 180 meter. Sayang ya, nggak ada foto dari atas (drone). Btw, yang tinggal di satu rumah berarti satu keluarga besar gitu? Atau satu suku?
Nah kurang lebih seperti itu mbak.
Ada juga yang satu keluarga besar mbak
Belum kesampaian pengen maen ke daerah Dayak yang beneran ceweknya cakep cakep hehehe
Hahaha
Kami juga setuju kalau wanitanya cantik cantik disana
Wah, gue baru denger lho nama Kabupaten Landak. Ini diundang, menang lomba, apa gimana? Kok bisa nemenin jalan mbak cantik itu hehe
Kebetulan kali ini diundang mas. Hehe
Aku pernah ke rumah Radakng yang ada di Pontianak mas. Main ke rumah omku yang tinggal di sana. Dah lama banget tahun 2015. Tapi cuma replika sepertinya. Jadi gak dihuni beneran. Cuma buat acara acara pariwisata dan kebudayaan sepertinya. Belum pernah kutulis di blog juga. Hehe.
Gadis Dayak cakep cakep yaa.
Haha iya mbak.
Kami juga setuju kalau gadis Dayak cakep-cakep.
Kalau bukan tamu undangan atau sebagai traveler biasa lalu foto-foto seperti ini bayar nggak ya? Aku baca tulisan Trinity Traveler yang pernah berkunjung ke Rumah Betang dan Suku Dayak, ternyata foto² pun diminta bayaran. Mungkin di tempat lain ya nggak di sini.
Wahh kalau soal itu kami lupa nanyainnya mbak. Hehe
Tapi kayaknya gak perlu bayar deh buat foto-foto.
Ga nginep mas kesananya? Jadi pengen lihat langsung tariannya dan atmosfer2 magis disana. Nice trip nih
Wahh kebetulan gak nginep di rumahnya mbak. Hehe
Pertama, yang mau saya puji adalah tone fotonya. Bagus menurut saya.
Lalu yang saya mau tanya adalah bagaimana cara membaca “radakng” ? Apakah ada huruf yang di silent?
Meskipun agama sudah masuk, kepercayaan leluhur memang masih kuat ya.
Terima kasih sudah berbagi
Wahh terima kasih banyak ya.
Membacanya kata “radakng” awalnya emang membingungkan, tapi mudah ternyata, cukup silent kan huruf “k” aja. Jadi dibaca “radang”
[…] beberapa hari yang lalu kami berkunjung dan menyaksikan secara langsung Rumah Radakng Saham sebagai saksi bisu sejarah Suku Dayak turun temurun, kali ini kami melanjutkan perjalanan menuju […]
Berarti semakin panjang rumah, semakin menandakan sudah ada berapa yang menikah di sana? Pakaian adatnya bagus. Suka dengan warna dan model pakaiannya untuk yang perempuan
Bener banget mbak. Hahaha
Iya, pakaian adatnya emang bagus banget mbak.
Panyugu itu memang kerasa gimana gitu ya? Baca artikelnya saya jadi ikut merinding. Kukira dua patung itu asli orang yg diawetkan. Duh…mudah2an bukan. Rumah panjang itu mungkin kayak saya di sini sekompleks sejalan nyambung semua, cuma engga ada pagar. Boleh masuk ke dalam ga?…
Iya mbak. Ada aura spiritual yang kuat dekat sana.
Hehehe
Kebetulan kita boleh masuk ke dalam rumahnya mbak. Minta izin dulu. Hehe
[…] tempat yang bakalan kami kunjungi adalah Rumah Radakng Saham, Kampung Batu serta Air Terjun (Riam) Dait yang penuh misteri. Perjalanan ke Tanah Dayak kali ini […]
Unik sekali rumah ini ya. Salah satu warisan Budaya yang perlu Kita jaga Dan lestarikan
Bener banget mas. Salah satu warisan budaya yang harus dipertahankan dan dijaga.
Beruntungnya ka’ bisa mengunjungi wilayah suku Dayak yg masih kental dengan adat istiadat, melihat langsung kondisi sekitar bahkan di sambut tarian asli sana.
Oh..iya menurut kabar, suku Dayak juga banyak dibilang miliki penduduk wanita yg cantik2 lho
Iya mbak. Beruntung bisa diberi kesempatan.
Oh menyoal itu, kami harus bilang bahwa kami setuju dengan pendapat itu mbak. Haha
[…] tempat yang bakalan kami kunjungi adalah Rumah Radakng Saham, Kampung Batu serta Air Terjun (Riam) Dait yang penuh misteri. Perjalanan ke Tanah Dayak kali ini […]